Selamat pagi Sma banowati jogjakarta,haha entah kenapa aku bersemangat
sekali pagi ini. Udara pagi di jogja memang segar,apalagi di daerah perumahanku
ini. Seragam putih dan rok kotak-kotak merah se dengkul tas export pink dengan
motif sedikit bunga dan sepatu convers hitam dengan sol dan tali sepatu
putih,wah sudah rapi. Ku pasang earphone yang sudah terhubung dengan mp3ku,dan
ku mulai menaiki sepeda gunung polygon
putihku menuju sekolah,yap tak lupa sepatu basket yang akan ku pakai
bertanding se pulang sekolah nanti ku bawa dengan bingkisan tas sepatu yang ku
gantungkan di setir sepedaku. Memilih sepeda sebagai tungganganku emang
kenapa?seringkali temanku menanyakannya,bukankah lebih modis kalau memakai
mobil ke sekolah?apalagi di hari ulang tahunku yang ke 17,aku di hadiahkan
sebuah mobil jazz putih. Tapi anehnya aku lupa tentang perayaan ulang tahunku
ke 17 yang biasanya menjadi moment terindah para remaja.Yaa menurutku buat apa
naik mobil kalau jarak dari rumah ke sekolah dekat,bukankah sma banowati hanya
sekitar 5km dari rumahku.ya kan barusaja aku berangkat sudah sampai di depan
gerbang sma banowati. Hey,bukankan aku selalu orang pertama yang datang ke sekolah ini,ah aku
kalah dengan orang itu kali ini. Tapi sepertinya aku tak pernah melihatnya sebelumnya,yaa
mungkin anak baru.
Selalu seperti ini,mau berangkat sekolah aja semangat 45 giliran
pelajaran fisika yang bikin mumet,rasangan ingin cepat cepat ke pertandingan
basket.untungnya bel jam fisika berbunyi. "Yess" kataku bersemangat.
"Alah,giliran pelajaran fisika aja lemes banget kayak orang sakit,giliran
jam istirahat semagat" kata sahabatku zhafir."Hey,wajar kali kalo jam
istihat seneng"jawabku cengigisan. Akupun segera beranjak pergi ke kantin
karena perutku sudah meronta-ronta untuk di kasih isi.
"Buk,beli jasuke 1 ya,kejunya yang banyak ya bu"kataku kebada
bu eni, kantin bu eni emang selalu jadi favoritku,ya iyalah makanannya murah
banget haha."Bu,nasi ayam 1 ya." Suara cowok di sebelahku memesan
makanan,tiba tiba cowok itu melongokkan kepalanya. Yap terasa aneh,aneh karena
ada cowok yang seperti itu,aku mencoba untuk acuh dan "hai,kelas
berapa?" Cowok itu memulai pembicaraan. "Ha?emm" jawabku
tergagu,aku takut kalau dia bertanya pada orang lain. "Mbakk...."
Tangannya melambai-lambai di depan wajahku. "Eh hey,apa?" Tanyaku.
"Mbak kelas berapa?" Tanyanya ramah. "Kelas 11." Jawabku
"11 apa mbak?aku 11 mia 4 lo,aku anak baru disini." Katanya lagi
"mia 5" jawabku singkat "namanya siapa?" Tanyanya lagi *ah
dasar bawel* umpatku "lili,jasmine ayu alifia "jawabku dengan
mengambil pesananku dari ibu eni dan beranjak pergi. "Eh tunggu
mbak,namaku faleyeki yuanandra ,kalau punya line,add line ku ya mbak
fandra12" katanya. Entah aku kebingungan sendiri,ada cowok yang seperti
itu. Tapi aku merasa mengenalnya,namanya seperti pernah terdengar di
telingaku,faleyeki?atau apa nama terakirnya?dan
tingkah lakunya? Yaaa yasudahlah
Peluit wasit berbunyi,bola basket di lemparkan ke atas. Hap ku tangkap
bolanya dan dribble dribble,tri point. Yess 3 point pertama untuk sma banowati.
Entah sejak kapan aku menyukai olahraga ini,aku tak ingat apa-apa. Sejenak
pikiranku melayang karena melihat cowok yang ku temui di kantin tadi duduk di
tribun,di antara para murid sma banowati. "Lili awas" teriak salah
seorang temanku mengagetkanku. Yang benar saja bola mengarah tepat di wajahku
dan gelap.......
"Ayo sini coba main basket sama aku..." Ajak seorang laki-laki
laki berperawakan tinggi dan lumayan tampan untuk seorang atlit basket.kulitnya
putih bersih dengan tatapan mata tajam dan senyum yang sempurna. Galih anugrah
lavayeki,aku mencintainya,sangat mencintainya. walaupun aku takut dan trauma
sekali dengan bola aku tak pernah absen untuk melihat pertandingan basket
galih. Aku mengenalnya semenjak duduk di bangku smp,bisa di bilang seperti
cinta monyet. tapi aku merasa galih adalah cinta sempurnaku,cinta
pertamaku,cowok yang sangat sempurna di mataku. "Eh kok malah ngelamun sih
ayo sini.." Suara itu membuyarkan lamunanku sejenak. Senyum yang
mengembang di wajahnya selalu menjadi faforitku. "Aku gamau main
basket,takut kena bolanya..." Jawabku membalas senyumnya dari tribun
sebelah lapangan basket. " Apasih yang perlu kamu takutin kalo ada aku
disini,kamu gak bakal kenapa-kenapa lili..." Bujuknya,entah pipiku rasanya
memerah dengan sendirinya.galih menuju tempatku duduk dengan membawa bolanya.
"Kok diem sih,ini bolanya,pegang deh gapapa kok." Bujuk galih yang
sekarang berada di depanku. Aku mengambil bola yang berada di
tangannya."Sekarang lawan aku ya." Katanya menggoda. "Aku kan takut
sama bola,mana mungkin aku ngelawan kamu,yang ada aku ketakutan di kejar
bola" kataku sedikit merengut dengan mengembalikan bola itu ke tangannya.
"Ih ngambekan aih,ntar tambah item lo" godanya. "Ih kamu
jahat" kataku meninggalkannya dengan sedikit sebal walaupun aku tau dia
hanya menggodaku. "Eits putrinya marah" rayunya menarik
tanganku.otomatis aku terhenti karena gengaman erat di tanganku. "Namaku
lili ya bukan putri" kataku ketus. "Maksudku putri lili,putri yang
paling cantik kayak sinar bulan di malam hari,putri yang paling kuat kayak
logam titanium,putri yang manisnya ngelebihin gula,putri yang pinternya
ngelebihin albert einstein,putri yang paling paling paling dari seluruh
putri" kata galih dengan nada menggoda *dasar tukang sepik *batinku,tapi
itu cukup membuatku terluluhkan. "Dasar nyebelin" nadaku dengan
sedikit tertawa tapi air mataku mengalir,entah kenapa. "Loh ini
kenapa?kamu beneran marah ya?maaf ya sayang" galih merengkuhku di dalam
pelukannya,dalam badannya yang sangat besar dan terasa lengket karena jersey
basketnya basah dengan keringat karena berlatih basket tadi. "Galih...aku
gak marah,tapi kamu emang nyebelin.aku takut gak bisa dengerin kata penuh
sepikmu tadi,meskipun itu bohong semua,kamu emang nyebelin" kataku sambil
memukul kecil badannya. "Kamu bakal denger kata-kata itu terus kok,kalau
kamu mau,setiap hari aku bakal bilang kayak gitu,apasih yang gak bakal aku
lakuin buat putri lili ku" galih ngelus kepalaku dengan lembutnya.
"Dasar nyebelin...!!" "Nyebelin apa ngangenin?" Sahut galih
cepat dengan nada menggoda."Kamu itu emang yaa nyebelin banget"
airmataku terus menggalir tapi sedikit menahan tawa,pelukan galih semakin erat
memelukku Entah aku merasa waktu ini sangat berharga bagiku.
"Happy birthday lili,happy birthday lili,happy birthday,happy
birthday,happy birthday lili" suara nyanyian ulang tahun bergema di
ballroom hotel bintang 4 ini. Dress kuning panjang dengan beberapa pita di
bawahnya,dengan rambut setengah di angkat dan mahkota kecil di kepalaku,yap
seperti putri belle lebih tepatnya,namun yang sekarang sedikit eksotis
haha,tapi sorot lampu membuatku sedikit cerah disini. Tapi mataku terus saja
mencari sosok yang daritadi tak nampak di kerumunan teman-temanku,sosok yang
sangat ku tunggu.galih,ya mana galih? "Mbak,ada sms dari mas galih"
mbak nanda mengejutkanku ketika pandanganku terfokus pada pintu masuk
ballroom,aku segera bergegas mengambil hp dari tangan mbak nanda dan membaca
pesan dari galih.
"Aku lagi ada di bandara,15menit lagi aku mau berangkat ke macau
"
Air mataku meluncur ketika membaca sms galih,tak kupikir berapa banyak
tamu disini yang jelas aku langsung berlari keluar dan meminta supirku untuk
segera berangkat ke bandara. "Dasar cowok nyebelin.." Tangis ku tak
berhenti,dadaku terasa sesak,bagaimana tidak,aku mencoba menelfonnya tapi tak
di angkat. Untungnya pak supirku pintar ngebut. Segera ku bergegas keluar dari
mobil dan mencari galih,tak peduli dengan pakaian yang ku pakai dan tidak
peduli riasan di wajahku yang sedikit luntur karena air mataku.cowok dengan tas
jansport kotak-kotak biru,dan jaket nike hitam,itu pasti galih.
"Galih" kataku sembari airmataku tidak berhenti keluar. Cowok itu
membalikan badannya dengan senyum yang khas. "Putri liliku cantik"
galih memelukku "kamu nyebelin,kenapa kamu gak dateng ke pestaku,malah
kamu mau pergi" kataku dengan nada marah "putri cantik gak boleh
nangis,lihat nih,udah kayak princess masak nangis sih,aku kan cuman bentar
perginya,janji deh ntar kalau sudah sampe macau aku janji bakal kabarin kamu"
kata galih membujukku dengan memegang ke 2 tanganku,sepintas aku melihat
airmata di wajahnya. Aku tak menjawab apa-apa,aku tak rela sedikitpun jauh
darinya,aku hanya bisa memeluknnya semakin erat. "Dasar pangeran
nyebelin" suaraku terputus-putus. "Ciee aku di panggil pangeran
hahah" nadanya menggoda.tak lama pengumuman pesawatnya akan
berangkat.galih pergi meninggalkanku masih berlinang air mata berdiri
memandangi sosoknya yang kian lama menghilang.
"Aaa.." Entah kepalaku terasa pusing sekali setelah merasakan
serentetan kejadian yang entah kapan terjadinya. Yang jelas terakir kali ku
ingat kepalaku terkena lemparan bola basket dan semua menjadi gelap. Masih
terasa pusing di kepalaku. "Kamu gapapa?"Tanya cowok di sebelahku
yaang sepertinya daritadi menungguiku. *galih?* batinku melihat cowok itu.
"Hey kok diem sih,masih pusing ya?" Tanyanya kembali. "Gapapa
kok" jawabku sambil memegangi kepalaku."Masih inget aku kan?"
Tanyanya "kamu yang tadi di kantin kan?"Tanyaku masih dengan memegang
kepalaku.iya hanya membalas senyum seperti orang yang berada di bayanganku tadi
saat aku tak sadar. Hey siapa aku sebenarnya?apa mungkin aku lili yang
lemah,gampang menangis,dan takut dengan bola? Bukan!aku lili yang kuat,kapten
tim basket sma banowati,aku tidak suka menangis! Entah pikiranku semakin
bertanya tanya. Bayangan pikiranku tak mau hilang. "Hey lili" suara
itu mengejutkanku. "Galih?" Sambutku refleks "hah?galih?".
Cowok itu terkekeh,mendengar nama itu,suar itu masih tetap,falliyen,cowok yang
menungguiku daritadi,faleyeki. "Maaf ku kira..." Jawabku lirih.
"Siapa?" Tanyanya penasaran. "Gapapa deh."Jawabku singkat.
"Oh iya aku panggil kamu apaya?namamu susah" sambungku. "Panggil
aja fandra" senyumnya yang khas kembali muncul. "Fandra?kenapa di
panggil fandra?" Tanyaku sambil memiringkan sedikit kepalaku. "Iyaa
namaku kan falleyeki yuanandra,di ambil F-dari falleyeki dan ANDRA-dari
yuanandra." Jelasnya panjang dan aku hanya ber-o o ria . "Eh sudah
enakan kan,mau aku anter pulang?" Tawar fandra. "Pertandingan
basketnya?" Tanyaku,seketika aku ingat pertandingan basketku."Kamu
disini sudah 3 jam,ya sudah selesai lah pertandingannya"jawabnya. "Oh
yaudah deh,aku mau pulang sendiri aja,kan aku bawa sepeda ke sekolah."
Kataku sambil turun dari ranjang uks. "Yakin?" Tanyanya.
"Iya,aku duluan ya" kataku beranjak meninggalkan fandra,sementara ia
masih terpaku melihatiku.
"Aaaa,mamaa..."Teriakku setelah sampai di rumahku. "Apasih
li,eh kepala kamu kenapa?"Tanya mamaku yang tadinya cuek kini menjadi kawatir. Ku hempaskan tubuhku ke sofa putih
nan halus "gapapa maa,ma,aku ini lupa ingatan ya?" Tanyaku penasaran.
"Lupa ingatan? Oh iya mama lupa cerita" mamaku menepuk dahinya.
"Apama?"Aku semakin penasaran "kamu itu dulu habis
kecelakaan,kepala kamu kena benturan,kata dokter sih kamu lupa sedikit memory
kamu,tapi mama lihat kamu biasa-biasa aja tuh yaudah mama gak cerita sama
kamu" jelas mamaku panjang lebar. "Hah?mama,dulu mama tau tentang
orang yang namanya galih?" Aku sedikit kaget mendengar penjelasan mamaku
dan yaa aku menanyakan nama orang yang ada di bayanganku selama aku pingsan.
"Galih?siapa itu?" Mamaku sepertinya tak mengenalnya. "Yaudah
ddeh" aku bergegas naik ke kamarku untuk memeriksa apa ada sesuatu yang
berhubungan dengan galih?. Pertama kali ku lihat di kamarku adalah rak buku
dengan buku berjajar rapi disana. Tapi mataku tertuju pada 1 buku,bersampul
kuning. Ku tarik buku itu,di sampulnya tertulis tanggal 28 september. Aku
semakin penasaran,dan ternyata buku itu aalah buku dongeng "beauty and the
beast" kapan aku menyimpan buku dongeng seperti ini?batinku sambil
meneliti tiap halamanya,dan.....di halaman terahir ada fotoku bersama "ini
fandra?" Aku seperti tersentak melihat foto itu,foto yang entah di ambil
kapan,fatoku dan laki-laki itu terlihat sumringah dan bahagia *galih lili, hah?itu
cowok yang di bayanganku kemarin kan? Jadi benar,dulu aku punya pacar dan
namanya galih? Hey,yaampun kamu bodoh sekali liiiiiii.* batinku saat melihat
tulisan di foto itu. Rasanya kepalaku kembali berat dan pusing,ku hempaskan
badanku ke kasur.
Biologi pelajaran terahir,entah mengapa jai terasa lama,atau mungkin
pikiranku sedang terbebani dengan masa laluku,entah aku masih penasaran dengan
sosok galih. "Li!" Zahafir mengagetkanku. "Ayo ke gor yuk,main
basket." Sambungnya. "Loh pelajarannya?" Tanyaku bingung.
"Makanya jangan bengong aja,pelajarannya udah selesai 5menit tadi,gurunya
aja udah gaada." Zhafir,menepuk-nepuk pundakku. aku masih terdiam,dan
segera membereskan barang bawaanku."Ayo,lama banget." Zhafir menarik
tanganku,mengajak ke gor.
*ah sial* batinku,daritadi hampir bolaku tak pernah masuk ke ring basket.
"Kalau kamu gitu terus,bisa-bisa kapten tim basket cewek di ganti."
Suara yang sama kembali terdengar,dengan refleks aku membalikkan badanku
"galih?eh fandra" aku salah menyebut nama lagi,dasar bodo lili!
"Hahah,aku fandra,bukan galih." Cowok itu tersenyum dan mengambil
bola basket dari tanganku,melemparkannya ke ring basket,benar sekali,dola itu
dengan mudahnya melewati ring basket tersebut,aku masih terdiam melihat dia
melakukan aksinya. "Gimana?mau belajar sama aku?"Tanya fandra,hampir
sama dengan suara galih,ah kenapa galih lagii! Aku hanya membalasnya dengan
senyuman. "Yuk istirahat dulu,aku traktir deh makan di kantin"
tawarnya dengan senyuman yang khas.mataku berbianar karena mendengar kata
"GRATIS" dan segera mengiyakannya. "Eh gak di kantin ding,ke
kafe aja gimana?" sepertinya ia berubah pikiran. "Yaa terserah
pokoknya gratis" kataku asal. "eh kita naik apa ya?" Sambungku.
"Mobil lah,itu" fandra menunjuk mobil mercedes bens hitam di depan
gor. *ah gila,ke sekolah aja bawa mobil kayak gitu* batinku sambil melototkan
mata "eh kok bengong sih,ayoo" fandra membuyarkan lamunanku. Naik
mobil mercedes memang nyaman hehe,tapi ada yang membuatku risih,sepanjang
perjalanan fandra terus saja ncerocos,duh dasar cowok cerewet,tapi harus ku
akui dia memang seru. Beberapa menit,mobil fandra berhenti,dan ternyata ia
berhenti di depan rumah sakit,hah? Tak banyak kata fandra menarik tanganku
dengan halus tanpa mempedulikan pertanyaanku yang bingung kenapa mengajakku
kesini.
Fandra
berhenti di depan ruangan dengan kaca besar yang menembus ruangan
tersebut,seorang laki-laki putih tinggi berbaling tak berdaya disana dengan
segala alat bantu dan pembaca detak jantung. "Kamu ingat dia li?"
Tanya fandra lirih.aku masih bingung dan entah mengapa aku jadi teringat
seseorang,ya galih. Apa dia galih?ya tuhan kenapa dadaku tiba-tiba terasa
sesak. "Dia galih li" air mata fandra mengalir di tengah senyumnya
yang sedikit di paksakan "dia kembaranku" suara fandra semakin lirih.
"Galih?" Entah kenapa aku jadi teringat semua memoriku yang hilang
tentang galih,kepalaku terasa pusing,air mataku menetes seketika. Rasanya
dadaku tertimpa beban ber puluh kilo,kaki ku terasa lemas mengigat galih.
Fandra mengajakki keluar dari rumah sakit dan duduk di bangku taman rumah
sakit. "Kenapa kamu gak cerita?" Nadaku terputus putus karena
menangis "aku takut itu akan gangu kamu,galih sering kali hubungin
kamu,tapi susah. apalagi kamu lupa semua tentang galih semenjak kecelakaan saat kamu pulang dari
bandara malam ulang tahun kamu yang ke 17 " fandra menjelaskan dengan
wajah yang masih memerah karena menangis. "Tapi sekarang aku ingat
semuanya" airmataku kembali meluncur deras,betapa bodohnya aku sampai aku
melupakan semua tentang orang yang aku cintai,dan bahkan kenapa sampai aku
susah untuk ia hubungi. "Lalu" nada fandra tiba-tiba berbeda,ku
palingkan wajahku yang semula menghadap ke bawah perlahan ke arahnya.
"Maksud kamu?"Tanyaku heran. Senyum fandra mengembang seketika. Entah
aku semakin bingung. "Kamu beneran lupa sama aku?sampai segitunya gak
ngenalin aku?" Suara fandra menggoda dan senyumnya kini semakin lebar dan
wajahnya seperti sedang menjahiliku. Aku sampai tidak tau harus berbuat apa
"ini aku putri liliku,ini galih" tangannya meraih tanganku,secara
refleks aku langsung memeluknya. "Dasar cowok paling nyebelin,kenapa kamu
bohongin aku tadi,kenapa kamu jailin aku jugaa,bukannya bantu pulih ingatan aku
malah gak ada kabar dan sekarang..." Galih memotong dengan cepat "yang
penting aku gak pernah ninggalin kamu putri liliku bawel" Air mataku
meluncur keluar lagi dan kali ini bukan kesedihan melainkan kebahagiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar