Kamis, 09 Oktober 2014

jasmine




Selamat pagi Sma banowati jogjakarta,haha entah kenapa aku bersemangat sekali pagi ini. Udara pagi di jogja memang segar,apalagi di daerah perumahanku ini. Seragam putih dan rok kotak-kotak merah se dengkul tas export pink dengan motif sedikit bunga dan sepatu convers hitam dengan sol dan tali sepatu putih,wah sudah rapi. Ku pasang earphone yang sudah terhubung dengan mp3ku,dan ku mulai menaiki sepeda gunung polygon  putihku menuju sekolah,yap tak lupa sepatu basket yang akan ku pakai bertanding se pulang sekolah nanti ku bawa dengan bingkisan tas sepatu yang ku gantungkan di setir sepedaku. Memilih sepeda sebagai tungganganku emang kenapa?seringkali temanku menanyakannya,bukankah lebih modis kalau memakai mobil ke sekolah?apalagi di hari ulang tahunku yang ke 17,aku di hadiahkan sebuah mobil jazz putih. Tapi anehnya aku lupa tentang perayaan ulang tahunku ke 17 yang biasanya menjadi moment terindah para remaja.Yaa menurutku buat apa naik mobil kalau jarak dari rumah ke sekolah dekat,bukankah sma banowati hanya sekitar 5km dari rumahku.ya kan barusaja aku berangkat sudah sampai di depan gerbang sma banowati. Hey,bukankan aku selalu orang  pertama yang datang ke sekolah ini,ah aku kalah dengan orang itu kali ini. Tapi sepertinya aku tak pernah melihatnya sebelumnya,yaa mungkin anak baru.

Selalu seperti ini,mau berangkat sekolah aja semangat 45 giliran pelajaran fisika yang bikin mumet,rasangan ingin cepat cepat ke pertandingan basket.untungnya bel jam fisika berbunyi. "Yess" kataku bersemangat. "Alah,giliran pelajaran fisika aja lemes banget kayak orang sakit,giliran jam istirahat semagat" kata sahabatku zhafir."Hey,wajar kali kalo jam istihat seneng"jawabku cengigisan. Akupun segera beranjak pergi ke kantin karena perutku sudah meronta-ronta untuk di kasih isi.
"Buk,beli jasuke 1 ya,kejunya yang banyak ya bu"kataku kebada bu eni, kantin bu eni emang selalu jadi favoritku,ya iyalah makanannya murah banget haha."Bu,nasi ayam 1 ya." Suara cowok di sebelahku memesan makanan,tiba tiba cowok itu melongokkan kepalanya. Yap terasa aneh,aneh karena ada cowok yang seperti itu,aku mencoba untuk acuh dan "hai,kelas berapa?" Cowok itu memulai pembicaraan. "Ha?emm" jawabku tergagu,aku takut kalau dia bertanya pada orang lain. "Mbakk...." Tangannya melambai-lambai di depan wajahku. "Eh hey,apa?" Tanyaku. "Mbak kelas berapa?" Tanyanya ramah. "Kelas 11." Jawabku "11 apa mbak?aku 11 mia 4 lo,aku anak baru disini." Katanya lagi "mia 5" jawabku singkat "namanya siapa?" Tanyanya lagi *ah dasar bawel* umpatku "lili,jasmine ayu alifia "jawabku dengan mengambil pesananku dari ibu eni dan beranjak pergi. "Eh tunggu mbak,namaku faleyeki yuanandra ,kalau punya line,add line ku ya mbak fandra12" katanya. Entah aku kebingungan sendiri,ada cowok yang seperti itu. Tapi aku merasa mengenalnya,namanya seperti pernah terdengar di telingaku,faleyeki?atau apa nama terakirnya?dan  tingkah lakunya? Yaaa yasudahlah

Peluit wasit berbunyi,bola basket di lemparkan ke atas. Hap ku tangkap bolanya dan dribble dribble,tri point. Yess 3 point pertama untuk sma banowati. Entah sejak kapan aku menyukai olahraga ini,aku tak ingat apa-apa. Sejenak pikiranku melayang karena melihat cowok yang ku temui di kantin tadi duduk di tribun,di antara para murid sma banowati. "Lili awas" teriak salah seorang temanku mengagetkanku. Yang benar saja bola mengarah tepat di wajahku dan gelap.......




"Ayo sini coba main basket sama aku..." Ajak seorang laki-laki laki berperawakan tinggi dan lumayan tampan untuk seorang atlit basket.kulitnya putih bersih dengan tatapan mata tajam dan senyum yang sempurna. Galih anugrah lavayeki,aku mencintainya,sangat mencintainya. walaupun aku takut dan trauma sekali dengan bola aku tak pernah absen untuk melihat pertandingan basket galih. Aku mengenalnya semenjak duduk di bangku smp,bisa di bilang seperti cinta monyet. tapi aku merasa galih adalah cinta sempurnaku,cinta pertamaku,cowok yang sangat sempurna di mataku. "Eh kok malah ngelamun sih ayo sini.." Suara itu membuyarkan lamunanku sejenak. Senyum yang mengembang di wajahnya selalu menjadi faforitku. "Aku gamau main basket,takut kena bolanya..." Jawabku membalas senyumnya dari tribun sebelah lapangan basket. " Apasih yang perlu kamu takutin kalo ada aku disini,kamu gak bakal kenapa-kenapa lili..." Bujuknya,entah pipiku rasanya memerah dengan sendirinya.galih menuju tempatku duduk dengan membawa bolanya. "Kok diem sih,ini bolanya,pegang deh gapapa kok." Bujuk galih yang sekarang berada di depanku. Aku mengambil bola yang berada di tangannya."Sekarang lawan aku ya." Katanya menggoda. "Aku kan takut sama bola,mana mungkin aku ngelawan kamu,yang ada aku ketakutan di kejar bola" kataku sedikit merengut dengan mengembalikan bola itu ke tangannya. "Ih ngambekan aih,ntar tambah item lo" godanya. "Ih kamu jahat" kataku meninggalkannya dengan sedikit sebal walaupun aku tau dia hanya menggodaku. "Eits putrinya marah" rayunya menarik tanganku.otomatis aku terhenti karena gengaman erat di tanganku. "Namaku lili ya bukan putri" kataku ketus. "Maksudku putri lili,putri yang paling cantik kayak sinar bulan di malam hari,putri yang paling kuat kayak logam titanium,putri yang manisnya ngelebihin gula,putri yang pinternya ngelebihin albert einstein,putri yang paling paling paling dari seluruh putri" kata galih dengan nada menggoda *dasar tukang sepik *batinku,tapi itu cukup membuatku terluluhkan. "Dasar nyebelin" nadaku dengan sedikit tertawa tapi air mataku mengalir,entah kenapa. "Loh ini kenapa?kamu beneran marah ya?maaf ya sayang" galih merengkuhku di dalam pelukannya,dalam badannya yang sangat besar dan terasa lengket karena jersey basketnya basah dengan keringat karena berlatih basket tadi. "Galih...aku gak marah,tapi kamu emang nyebelin.aku takut gak bisa dengerin kata penuh sepikmu tadi,meskipun itu bohong semua,kamu emang nyebelin" kataku sambil memukul kecil badannya. "Kamu bakal denger kata-kata itu terus kok,kalau kamu mau,setiap hari aku bakal bilang kayak gitu,apasih yang gak bakal aku lakuin buat putri lili ku" galih ngelus kepalaku dengan lembutnya. "Dasar nyebelin...!!" "Nyebelin apa ngangenin?" Sahut galih cepat dengan nada menggoda."Kamu itu emang yaa nyebelin banget" airmataku terus menggalir tapi sedikit menahan tawa,pelukan galih semakin erat memelukku Entah aku merasa waktu ini sangat berharga bagiku.

"Happy birthday lili,happy birthday lili,happy birthday,happy birthday,happy birthday lili" suara nyanyian ulang tahun bergema di ballroom hotel bintang 4 ini. Dress kuning panjang dengan beberapa pita di bawahnya,dengan rambut setengah di angkat dan mahkota kecil di kepalaku,yap seperti putri belle lebih tepatnya,namun yang sekarang sedikit eksotis haha,tapi sorot lampu membuatku sedikit cerah disini. Tapi mataku terus saja mencari sosok yang daritadi tak nampak di kerumunan teman-temanku,sosok yang sangat ku tunggu.galih,ya mana galih? "Mbak,ada sms dari mas galih" mbak nanda mengejutkanku ketika pandanganku terfokus pada pintu masuk ballroom,aku segera bergegas mengambil hp dari tangan mbak nanda dan membaca pesan dari galih.

"Aku lagi ada di bandara,15menit lagi aku mau berangkat ke macau "
 
Air mataku meluncur ketika membaca sms galih,tak kupikir berapa banyak tamu disini yang jelas aku langsung berlari keluar dan meminta supirku untuk segera berangkat ke bandara. "Dasar cowok nyebelin.." Tangis ku tak berhenti,dadaku terasa sesak,bagaimana tidak,aku mencoba menelfonnya tapi tak di angkat. Untungnya pak supirku pintar ngebut. Segera ku bergegas keluar dari mobil dan mencari galih,tak peduli dengan pakaian yang ku pakai dan tidak peduli riasan di wajahku yang sedikit luntur karena air mataku.cowok dengan tas jansport kotak-kotak biru,dan jaket nike hitam,itu pasti galih. "Galih" kataku sembari airmataku tidak berhenti keluar. Cowok itu membalikan badannya dengan senyum yang khas. "Putri liliku cantik" galih memelukku "kamu nyebelin,kenapa kamu gak dateng ke pestaku,malah kamu mau pergi" kataku dengan nada marah "putri cantik gak boleh nangis,lihat nih,udah kayak princess masak nangis sih,aku kan cuman bentar perginya,janji deh ntar kalau sudah sampe macau aku janji bakal kabarin kamu" kata galih membujukku dengan memegang ke 2 tanganku,sepintas aku melihat airmata di wajahnya. Aku tak menjawab apa-apa,aku tak rela sedikitpun jauh darinya,aku hanya bisa memeluknnya semakin erat. "Dasar pangeran nyebelin" suaraku terputus-putus. "Ciee aku di panggil pangeran hahah" nadanya menggoda.tak lama pengumuman pesawatnya akan berangkat.galih pergi meninggalkanku masih berlinang air mata berdiri memandangi sosoknya yang kian lama menghilang.


"Aaa.." Entah kepalaku terasa pusing sekali setelah merasakan serentetan kejadian yang entah kapan terjadinya. Yang jelas terakir kali ku ingat kepalaku terkena lemparan bola basket dan semua menjadi gelap. Masih terasa pusing di kepalaku. "Kamu gapapa?"Tanya cowok di sebelahku yaang sepertinya daritadi menungguiku. *galih?* batinku melihat cowok itu. "Hey kok diem sih,masih pusing ya?" Tanyanya kembali. "Gapapa kok" jawabku sambil memegangi kepalaku."Masih inget aku kan?" Tanyanya "kamu yang tadi di kantin kan?"Tanyaku masih dengan memegang kepalaku.iya hanya membalas senyum seperti orang yang berada di bayanganku tadi saat aku tak sadar. Hey siapa aku sebenarnya?apa mungkin aku lili yang lemah,gampang menangis,dan takut dengan bola? Bukan!aku lili yang kuat,kapten tim basket sma banowati,aku tidak suka menangis! Entah pikiranku semakin bertanya tanya. Bayangan pikiranku tak mau hilang. "Hey lili" suara itu mengejutkanku. "Galih?" Sambutku refleks "hah?galih?". Cowok itu terkekeh,mendengar nama itu,suar itu masih tetap,falliyen,cowok yang menungguiku daritadi,faleyeki. "Maaf ku kira..." Jawabku lirih. "Siapa?" Tanyanya penasaran. "Gapapa deh."Jawabku singkat. "Oh iya aku panggil kamu apaya?namamu susah" sambungku. "Panggil aja fandra" senyumnya yang khas kembali muncul. "Fandra?kenapa di panggil fandra?" Tanyaku sambil memiringkan sedikit kepalaku. "Iyaa namaku kan falleyeki yuanandra,di ambil F-dari falleyeki dan ANDRA-dari yuanandra." Jelasnya panjang dan aku hanya ber-o o ria . "Eh sudah enakan kan,mau aku anter pulang?" Tawar fandra. "Pertandingan basketnya?" Tanyaku,seketika aku ingat pertandingan basketku."Kamu disini sudah 3 jam,ya sudah selesai lah pertandingannya"jawabnya. "Oh yaudah deh,aku mau pulang sendiri aja,kan aku bawa sepeda ke sekolah." Kataku sambil turun dari ranjang uks. "Yakin?" Tanyanya. "Iya,aku duluan ya" kataku beranjak meninggalkan fandra,sementara ia masih terpaku melihatiku.

"Aaaa,mamaa..."Teriakku setelah sampai di rumahku. "Apasih li,eh kepala kamu kenapa?"Tanya mamaku yang tadinya cuek kini menjadi  kawatir. Ku hempaskan tubuhku ke sofa putih nan halus "gapapa maa,ma,aku ini lupa ingatan ya?" Tanyaku penasaran. "Lupa ingatan? Oh iya mama lupa cerita" mamaku menepuk dahinya. "Apama?"Aku semakin penasaran "kamu itu dulu habis kecelakaan,kepala kamu kena benturan,kata dokter sih kamu lupa sedikit memory kamu,tapi mama lihat kamu biasa-biasa aja tuh yaudah mama gak cerita sama kamu" jelas mamaku panjang lebar. "Hah?mama,dulu mama tau tentang orang yang namanya galih?" Aku sedikit kaget mendengar penjelasan mamaku dan yaa aku menanyakan nama orang yang ada di bayanganku selama aku pingsan. "Galih?siapa itu?" Mamaku sepertinya tak mengenalnya. "Yaudah ddeh" aku bergegas naik ke kamarku untuk memeriksa apa ada sesuatu yang berhubungan dengan galih?. Pertama kali ku lihat di kamarku adalah rak buku dengan buku berjajar rapi disana. Tapi mataku tertuju pada 1 buku,bersampul kuning. Ku tarik buku itu,di sampulnya tertulis tanggal 28 september. Aku semakin penasaran,dan ternyata buku itu aalah buku dongeng "beauty and the beast" kapan aku menyimpan buku dongeng seperti ini?batinku sambil meneliti tiap halamanya,dan.....di halaman terahir ada fotoku bersama "ini fandra?" Aku seperti tersentak melihat foto itu,foto yang entah di ambil kapan,fatoku dan laki-laki itu terlihat sumringah dan bahagia *galih lili, hah?itu cowok yang di bayanganku kemarin kan? Jadi benar,dulu aku punya pacar dan namanya galih? Hey,yaampun kamu bodoh sekali liiiiiii.* batinku saat melihat tulisan di foto itu. Rasanya kepalaku kembali berat dan pusing,ku hempaskan badanku ke kasur.


Biologi pelajaran terahir,entah mengapa jai terasa lama,atau mungkin pikiranku sedang terbebani dengan masa laluku,entah aku masih penasaran dengan sosok galih. "Li!" Zahafir mengagetkanku. "Ayo ke gor yuk,main basket." Sambungnya. "Loh pelajarannya?" Tanyaku bingung. "Makanya jangan bengong aja,pelajarannya udah selesai 5menit tadi,gurunya aja udah gaada." Zhafir,menepuk-nepuk pundakku. aku masih terdiam,dan segera membereskan barang bawaanku."Ayo,lama banget." Zhafir menarik tanganku,mengajak ke gor.
*ah sial* batinku,daritadi hampir bolaku tak pernah masuk ke ring basket. "Kalau kamu gitu terus,bisa-bisa kapten tim basket cewek di ganti." Suara yang sama kembali terdengar,dengan refleks aku membalikkan badanku "galih?eh fandra" aku salah menyebut nama lagi,dasar bodo lili! "Hahah,aku fandra,bukan galih." Cowok itu tersenyum dan mengambil bola basket dari tanganku,melemparkannya ke ring basket,benar sekali,dola itu dengan mudahnya melewati ring basket tersebut,aku masih terdiam melihat dia melakukan aksinya. "Gimana?mau belajar sama aku?"Tanya fandra,hampir sama dengan suara galih,ah kenapa galih lagii! Aku hanya membalasnya dengan senyuman. "Yuk istirahat dulu,aku traktir deh makan di kantin" tawarnya dengan senyuman yang khas.mataku berbianar karena mendengar kata "GRATIS" dan segera mengiyakannya. "Eh gak di kantin ding,ke kafe aja gimana?" sepertinya ia berubah pikiran. "Yaa terserah pokoknya gratis" kataku asal. "eh kita naik apa ya?" Sambungku. "Mobil lah,itu" fandra menunjuk mobil mercedes bens hitam di depan gor. *ah gila,ke sekolah aja bawa mobil kayak gitu* batinku sambil melototkan mata "eh kok bengong sih,ayoo" fandra membuyarkan lamunanku. Naik mobil mercedes memang nyaman hehe,tapi ada yang membuatku risih,sepanjang perjalanan fandra terus saja ncerocos,duh dasar cowok cerewet,tapi harus ku akui dia memang seru. Beberapa menit,mobil fandra berhenti,dan ternyata ia berhenti di depan rumah sakit,hah? Tak banyak kata fandra menarik tanganku dengan halus tanpa mempedulikan pertanyaanku yang bingung kenapa mengajakku kesini.
Fandra berhenti di depan ruangan dengan kaca besar yang menembus ruangan tersebut,seorang laki-laki putih tinggi berbaling tak berdaya disana dengan segala alat bantu dan pembaca detak jantung. "Kamu ingat dia li?" Tanya fandra lirih.aku masih bingung dan entah mengapa aku jadi teringat seseorang,ya galih. Apa dia galih?ya tuhan kenapa dadaku tiba-tiba terasa sesak. "Dia galih li" air mata fandra mengalir di tengah senyumnya yang sedikit di paksakan "dia kembaranku" suara fandra semakin lirih. "Galih?" Entah kenapa aku jadi teringat semua memoriku yang hilang tentang galih,kepalaku terasa pusing,air mataku menetes seketika. Rasanya dadaku tertimpa beban ber puluh kilo,kaki ku terasa lemas mengigat galih. Fandra mengajakki keluar dari rumah sakit dan duduk di bangku taman rumah sakit. "Kenapa kamu gak cerita?" Nadaku terputus putus karena menangis "aku takut itu akan gangu kamu,galih sering kali hubungin kamu,tapi susah. apalagi kamu lupa semua tentang galih  semenjak kecelakaan saat kamu pulang dari bandara malam ulang tahun kamu yang ke 17 " fandra menjelaskan dengan wajah yang masih memerah karena menangis. "Tapi sekarang aku ingat semuanya" airmataku kembali meluncur deras,betapa bodohnya aku sampai aku melupakan semua tentang orang yang aku cintai,dan bahkan kenapa sampai aku susah untuk ia hubungi. "Lalu" nada fandra tiba-tiba berbeda,ku palingkan wajahku yang semula menghadap ke bawah perlahan ke arahnya. "Maksud kamu?"Tanyaku heran. Senyum fandra mengembang seketika. Entah aku semakin bingung. "Kamu beneran lupa sama aku?sampai segitunya gak ngenalin aku?" Suara fandra menggoda dan senyumnya kini semakin lebar dan wajahnya seperti sedang menjahiliku. Aku sampai tidak tau harus berbuat apa "ini aku putri liliku,ini galih" tangannya meraih tanganku,secara refleks aku langsung memeluknya. "Dasar cowok paling nyebelin,kenapa kamu bohongin aku tadi,kenapa kamu jailin aku jugaa,bukannya bantu pulih ingatan aku malah gak ada kabar dan sekarang..." Galih memotong dengan cepat "yang penting aku gak pernah ninggalin kamu putri liliku bawel" Air mataku meluncur keluar lagi dan kali ini bukan kesedihan melainkan kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar